Nama : Akmal Alfarisi
Kelas : 1IA17
NPM : 50414710
Mata kuliah : Ilmu Sosial Dasar
Dosen : Pipit Fitriyah
Pertumbuhan Penduduk
adalah perubahan jumlah penduduk yang dapat dihitung karena meningkatnya jumlah individu dalam sebuah populasi.
Perkembangan Penduduk Dunia dengan Menggunakan Tabel
Dari tabel di atas pertumbuhan penduduk dari tahun ke tahun mengalami peningkatan yang cukup pesat. |
Dari tabel di atas penggandaan penduduk terjadi secara cepat dalam kurun waktu yang cukup singkat. |
Faktor-Faktor Demografi yang
Mempengaruhi Pertambahan Penduduk
Pertumbuhan penduduk di dunia makin cepat, mendorong pertumbuhan aspek-aspek kehidupan yang meliputi aspek sosial, ekonomi, politik, kebudayaan, dan sebagainya. maka bertambahlah sistem mata pencaharian hidup menjadi lebih kompleks.
Secara umum ada tiga faktor utama demografi yang mempengaruhi pertumbuhan
penduduk, yaitu:
1. Kelahiran
(Fertilitas)
Kelahiran adalah indikasi jumlah anak yang dilahirkan hidup atau dalam
pengertian lain fertilitas adalah hasil produksi yang nyata dari fekunditas
seorang wanita.
Berikut ini penjelasan mengenai pengukuran
fertilitas :
a. Pengukuran
fertilitas tahunan adalah pengukuran kelahiran bayi pada tahun tertentu
dihubungkan dengan jumlah penduduk pada tahun tersebut.
Adapun ukurannya adalah :
1. Tingkat
fertilitas kasar (crude birth rate) adalah banyaknya kelahiran hidup pada satu tahun tertentu tiap 1.000 penduduk.
2. Tingkat
fertilitas umum (general fertility rate) adalah jumlah kelahiran hidup per 1000 wanita usia reproduksi (usia 14-49 atau 14-44 tahun) pada tahun tertentu.
3. Tingkat
fertilitas menurut umur (age specific fertility rate) adalah perhitungan
tingkat fertilitas perempuan pada tiap kelompok umur dan tahun tertentu.
4. Tingkat
ferlititas menurut ukuran urutan penduduk (birth order specific fertility
rates) adalah perhitungan fertilitas menurut urutan kelahiran bayi oleh wanita
pada umur dan tahun tertentu.
b. Pengukuran fertilitas kumulatif adalah pengukuran
jumlah rata-rata anak yang dilahirkan oleh seorang perempuan hingga mengakhiri
batas usia suburnya.
Adapun
ukurannya adalah :
Tingkat
fertilitas total adalah jumlah kelahiran hidup laki-laki dan perempuan jumlah
tiap 1.000 penduduk yang hidup hingga akhir masa reproduksinya dengan catatan
tidak ada seorang perempuan yang meninggal sebelum mengakhiri masa
reproduksinya dan tingkat fertilitas menurut umur tidak berubah pada periode
waktu tertentu.
Gross
reproduction rates adalah jumlah kelahiran bayi perempuan oleh 1.000
perempuan sepanjang masa reproduksinya dengan catatan tidak ada seorang
perempuan yang meninggal sebelum mengakhiri masa produksinya.
2. Kematian
(Mortalitas)
Kematian
adalah ukuran jumlah kematian umumnya karena akibat yang spesifik pada suatu
populasi. Mortalitas khusus mengekspresikan pada jumlah satuan kematian per
1.000 individu per-tahun, hingga rata-rata mortalitas sebesar 9,5 berarti pada
populasi 100.000 terdapat 950 kematian per tahun.
3. Perpindahan (Migrasi)
Migrasi
adalah peristiwa berpindahnya suatu penduduk dari suatu tempat ke tempat
lainnya. Dalam banyak kasus penduduk bermigrasi untuk mencari sumber cadangan
makanan yang baru untuk menghindari kelangkaan yang mungkin terjadi karena
datangnya musim dingin, mencari lapangan pekerjaan yang baru, dan juga mencari
hunian baru karena lingkungan sebelumnya telah over population.
Faktor-faktor yang mempengaruhi tinggi rendahnya
fertalitas penduduk :
1. Faktor demografi, antara lain adalah :
a) Struktur
umur.
b) Struktur
perkawinan.
c) Umur kawin
pertama.
d) Paritas.
e) Disrupsi
perkawinan.
f) Proporsi
perkawinan.
2. Faktor non demografi, antara lain
adalah :
a) Keadaan ekonomi
penduduk.
b) Perbaikan
status perempuan.
c) Tingkat
pendidikan.
d) Urbanisasi
dan industrialisasi.
Rumus
Tingkat Kematian Kasar
Angka Kematian Kasar adalah angka yang menunjukkan
banyaknya kematian per 1.000 penduduk pada pertengahan tahun tertentu (Data
Statistik Indonesia-Angka Kematian Kasar-Rumus), disuatu wilayah tertentu.
Ada pun rumusnya sebagai berikut :
CDR
= D/P x K
CDR : Crude
Death Rate (Angka Kematian Kasar).
D : Jumlah
kematian (death) pada tahun tertentu.
P :
Jumlah penduduk pada pertengahan tahun tertentu.
K :
Bilangan konstan 1.000.
Umumnya data tersedia adalah ”jumlah penduduk pada
satu tahun tertentu” maka jumlah dapat sebagai pembagi. Kalau ada jumlah penduduk
dari 2 data dengan tahun berurutan, maka rata-rata kedua data tersebut dapat
dianggap sebagai penduduk tengah tahun.
Rumus
Tingkat Kematian Khusus
Angka
kematian khusus (Age Specific Death Rate/ASDR) yaitu angka yang menunjukkan
banyaknya kematian setiap 1.000 penduduk pada golongan umur tertentu dalam waktu
satu tahun. Rumusnya adalah jumlah kematian pada umur tertentu dibagi dengan
jumlah penduduk umur tertentu pada pertengahan tahun dan dikalikan dengan
konstanta yang biasanya bernilai 1.000.
Ada pun rumusnya sebagai berikut :
ASDRx
= Dx/Px x 1.000
ASDRx : Age Specific Death Rate
(Angka Kematian khusus).
Dx : Jumlah Kematian pada umur tertentu selama satu tahun.
Px : Jumlah Penduduk pada umur tertentu.
K : Bilangan konstan 1.000.
Dx : Jumlah Kematian pada umur tertentu selama satu tahun.
Px : Jumlah Penduduk pada umur tertentu.
K : Bilangan konstan 1.000.
Angka
Kelahiran
Dalam demografi,
istilah tingkat kelahiran atau (Crude Birth Rate /CBR) dari
suatu populasi adalah jumlah kelahiran per 1.000 orang tiap tahun.
Secara matematika, angka ini bisa dihitung dengan
rumus :
CBR = b/p(1000))
n adalah jumlah kelahiran pada tahun tersebut
p adalah jumlah populasi saat penghitungan
p adalah jumlah populasi saat penghitungan
Hasil penghitungan ini digabungkan
dengan tingkat kematian untuk menghasilkan angka tingkat
pertumbuhan penduduk alami (alami maksudnya tidak melibatkan angka
perpindahan penduduk (migrasi).
Indikator lain untuk mengukur tingkat
kehamilan yang sering dipakai, yaitu :
Tingkat kehamilan total – rata-rata jumlah anak
yang terlahir bagi tiap wanita dalam hidupnya. Tingkat kehamilan total adalah
indikator yang lebih baik untuk tingkat kehamilan daripada CBR, karena tidak
terpengaruh oleh distribusi usia dari populasi. Tingkat kehamilan cenderung
lebih tinggi di negara yang ekonominya kurang berkembang dan lebih rendah di
negara yang pertumbuhan ekonominya tinggi.
Rumus :
CBR
= B/P x 1.000
CBR : Crude Birth Rate (Angka Kelahiran Kasar).
B : Jumlah Kelahiran (Birth).
P : Jumlah Penduduk (Population).
1.000 : Konstanta (k).
Metode lain untuk menghitung tingkat kelahiran :
a. General fertility rate (GFR) – mengukur angka
kelahiran tiap 1.000 wanita yang berusia 15-45 tahun.
b. Standardised birth rate (SBR) – membandingkan
struktur usia-jenis kelamin.
c. Total fertility rate (TFR) – jumlah rata-rata
anak yang diperkirakan akan dilahirkan seorang wanita sepanjang usia
produktifnya untuk melahirkan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat kelahiran :
- Kebijakan pro-natalis dan anti-natalis dari
pemerintah.
- Tingkat aborsi.
- Struktur usia-jenis kelamin yang ada.
- Kepercayaan sosial dan religius terutama
berhubungan dengan kontrasepsi.
- Tingkat buta aksara pada wanita.
- Kemakmuran secara ekonomi (walaupun pada
teorinya ketika sebuah keluarga memiliki ekonomi yang baik, mereka mampu
untuk membiayai lebih banyak anak, dalam praktiknya kemakmuran ekonomi
dapat menurunkan tingkat kelahiran).
- Tingkat kemiskinan – anak-anak dapat dijadikan
sumber ekonomi pada negara berkembang karena mereka bisa menghasilkan uang
(tenaga kerja anak).
- Angka kematian bayi – sebuah keluarga dapat
mempunyai lebih banyak anak jika angka kematian bayi (Infant Mortality
Rate/IMR) tinggi.
- Urbanisasi.
- Homoseksualitas – pria dan wanita homoseksual
hampir seluruhnya tidak menjadi ayah dan ibu, mengurangi angka kelahiran
tiap tahunnya.
- Usia pernikahan.
- Tersedianya pensiun.
- Konflik.
Pengertian
Migrasi
Migrasi penduduk / migrasi manusia adalah
perpindahan penduduk dari suatu daerah ke daerah lain, berjarak jauh dan
terbentuk dalam kelompok yang besar yang tujuannya adalah menetap di suatu daerah.
Migrasi melintasi perbatasan wilayah, provinsi, negara, atau internasional.
Secara historis gerakan ini nomaden, sering menyebabkan konflik yang signifikan dengan penduduk pribumi dan perpindahan mereka atau asimilasi budaya. Hanya beberapa orang nomaden telah mempertahankan bentuk gaya hidup di zaman modern.
Migrasi terus dalam bentuk kedua migrasi sukarela dalam satu kawasan, negara, atau di luar dan migrasi spontan (yang meliputi perdagangan budak, perdagangan manusia dan pembersihan etnis). Orang-orang yang bermigrasi ke wilayah yang disebut imigran, sementara pada titik keberangkatan mereka disebut emigran.
Populasi kecil bermigrasi untuk mengembangkan suatu wilayah dianggap batal penyelesaian tergantung pada latar belakang sejarah, kondisi dan perspektif disebut sebagai pemukim atau koloni, sementara populasi pengungsi oleh imigrasi dan kolonisasi disebut pengungsi.
Migrasi melintasi perbatasan wilayah, provinsi, negara, atau internasional.
Secara historis gerakan ini nomaden, sering menyebabkan konflik yang signifikan dengan penduduk pribumi dan perpindahan mereka atau asimilasi budaya. Hanya beberapa orang nomaden telah mempertahankan bentuk gaya hidup di zaman modern.
Migrasi terus dalam bentuk kedua migrasi sukarela dalam satu kawasan, negara, atau di luar dan migrasi spontan (yang meliputi perdagangan budak, perdagangan manusia dan pembersihan etnis). Orang-orang yang bermigrasi ke wilayah yang disebut imigran, sementara pada titik keberangkatan mereka disebut emigran.
Populasi kecil bermigrasi untuk mengembangkan suatu wilayah dianggap batal penyelesaian tergantung pada latar belakang sejarah, kondisi dan perspektif disebut sebagai pemukim atau koloni, sementara populasi pengungsi oleh imigrasi dan kolonisasi disebut pengungsi.
Mobilitas penduduk terbagi dua, yaitu :
a. Nonpermanen atau sementara misalnya turis baik
nasional maupun manca Negara.
b. Permanen atau menetap di suatu daerah. Mobilitas
penduduk permanen disebut migrasi.
Macam-Macam
Migrasi
1. Migrasi Internasional
Migrasi internasional terjadi jika perpindahan
penduduk dilakukan melewati batas negara. Dengan demikian perpindahan yang
terjadi adalah perpindahan antanegara.
Adapun contoh-contoh migrasi intenasional adalah
sebagai berikut:
a) Emigrasi
Emigrasi adalah keluarnya penduduk dari suatu negara ke negara lain. Pelakunya disebut emigran.
Emigrasi adalah keluarnya penduduk dari suatu negara ke negara lain. Pelakunya disebut emigran.
b) Imigrasi
Imigrasi adalah masuknya penduduk dari suatu negara ke negara lain. Pelakunya disebut imigran.
Imigrasi adalah masuknya penduduk dari suatu negara ke negara lain. Pelakunya disebut imigran.
c) Remigasi
Remigrasi adalah perpindahan penduduk dari suatu negara lain ke negara asalnya.
Remigrasi adalah perpindahan penduduk dari suatu negara lain ke negara asalnya.
2. Migrasi Nasional
Merupakan perpindahan penduduk dengan tujuan menetap
dari satu wilayah ke wilayah lainnya, tetapi masih dalam kesatuan negara.
Dengan kata lain, migrasi nasional merupakan perpindahan penduduk antardaerah dalam
negeri.
1. Urbanisasi
Urbanisasi adalah perpindahan penduduk dari desa ke
kota. Perpindahan ini biasanya terjadi karena adanya daya tarik (pull factors)
dari perkotaan dan daya dorong (push factos) dari pedesaan.
2. Transmigrasi
Transmigrasi adalah perpindahan penduduk dari daerah yang padat
penduduknya ke daerah yang jarang penduduknya. Pelakunya disebut transmigran.
Jenis-jenis tansmigrasi adalah sebagai berikut :
- Transmigrasi
Umum
Transmigrasi umum adalah transmigrasi yang dibiayai oleh pemerintah.
- Transmigrasi
Spontan/SwadayaTransmigrasi spontan/swadaya adalah transmigrasi atas usaha dan keinginan masyarakat sendiri.
- Transmigrasi
SektoralTransmigrasi sektoral adalah transmigrasi yang dibiayai oleh pemerintah daerah asal dan daerah tujuan sebesar 50%.
3. Ruralisasi
Ruralisasi adalah perpindahan penduduk dari kota ke
desa.
4. Evakuasi
Evakuasi adalah perpindahan penduduk dari tempat
yang tidak aman ke tempat yang aman. Perpindahan ini biasanya terjadi karena
adanya bencana alam sekitar.
Proses
Migrasi
1. Proses migrasi penduduk dari daerah asal ke
daerah tujuan :
- Dalam memilih daerah tujuan para migran cenderung memilih daerah yang terdekat dengan daerah asal.
- Kurangnya kesempatan kerja di daerah asal dan adanya kesempatan kerja di daerah tujuan merupakan salah satu alasan seseorang melaksanakan mobilitas penduduk.
- Informasi yang positif dari sanak saudara dan kerabat tentang daerah tujuan, merupakan sumber informasi yang penting dalam pengambilan keputusan seseorang untuk berimigrasi.
- Informasi yang negatif yang datang dari daerah tujuan menyebabkan orang enggan untuk berimigrasi.
- Makin besar pengaruh daerah perkotaan terhadap seseorang, makin tinggi frekuensi mobilitas seseorang itu.
- Makin tinggi pendapatan seseorang, makin tinggi frekuensi seseorang itu.
- Seseorang akan memilih daerah tujuan dimana terdapat sanak saudara atau kenalan yang berada pada daerah tersebut.
- Migrasi masih akan terjadi apabila di suatu daerah ada bencana alam (banjir, gempa, tanah longsor, dan sebagainya).
- Orang yang berumur muda dan belum berumah tangga lebih banyak mengadakan mobilitas daripada orang yang sudah berusia lanjut dan berstatus menikah.
- Makin tinggi pendidikan seseorang, makin banyak melaksanakan mobilitas penduduk.
- Pada permulaan datang di daerah tujuan, migran lebih memilih bertempat tinggal di dekat sanak saudara atau teman yang bertempat tinggal di daerah tersebut.
- Kepuasan migran hidup di masyarakat tertentu tergantung pada hubungan baik migran dengan masyarakat.
- Kepuasan migran hidup di kota tergantung pada kemungkinan migran mendapatkan pekerjaan dan pendidikan bagi anak-anaknya.
- Setelah beberapa lama bertempat tinggal di daerah tujuan, seorang migran lebih cenderung memilih tempat tinggal di dekat daerah dimana ia bekerja.
- Keinginan untuk kembali ke daerah asal tergantung kepada besar kecilnya kepuasan yang didapat di kota.
- Migran di kota merupakan penolong utama bagi migran baru dalam mencari pekerjaan dan pemodokan di kota.
Akibat
Migrasi
Migrasi penduduk akan memiliki akibat atau dampak
positif dan negatif baik terhadap daerah asal maupun daerah tujuan.
- Dampak postif migrasi terhadap daerah asal,
antara lain :
- Mengurangi masalah pengangguran di daerah asal.
- Meningkatkan kualitas penduduk melalui
pendidikan daerah tujuan.
- Mengurangi kepadatan penduduk bagi daerah yang
penduduknya padat.
- Memotivasi pembangunan daerah asal karena
penduduk telah melihat kemajuan daerah lain.
2. Dampak
negatif migrasi terhadap daerah asal, antara lain :
- Mengurangi tenaga kerja di daeah asal, terutama
di daerah pertanian.
- Mengurangi tenaga yang potensial untuk
membangun daerahnya.
- Perilaku yang tidak sesuai dengan norma daerah asal sering ditularkan dari daeah tujuan.
3. Dampak
positif migrasi terhadap daerah tujuan, antara lain :
- Mengatasi masalah kekurangan tenaga kerja di
daerah tujuan.
- Merangsang pengembangan daerah bagi daerah yang
jarang penduduknya.
- Daerah tujuan memperoleh keuntungan budaya dengan ditemukannya teknologi baru oleh para pendatang.
4. Dampak
negatif migrasi terhadap daerah tujuan, antara lain :
- Timbulnya masalah pengangguran karena terlalu
banyaknya pendatang.
- Banyaknya pendatang menimbulkan masalah tata
kota.
- Menimbulkan permasalahan pemukiman kumuh.
- Meningkatnya polusi.
- Meningkatnya kriminalitas.
Jenis
Struktur Penduduk
Ada tiga jenis struktur penduduk :
- 1. Piramida Penduduk Muda
Piramida ini menggambarkan komposisi penduduk dalam
pertumbuhan dan sedang berkembang. Jumlah angka kelahiran lebih besar daripada
jumlah kematian. Bentuk ini umumnya kita lihat pada negara-negara yang sedang
berkembang. Misalnya: India, Brazil dan Indonesia.
Diatas adalah salah satu contoh Piramida Penduduk
Indonesia pada tahun 2005.
|
- 2. Piramida Stationer
Bentuk piramida ini menggambarkan keadaan penduduk
yang tetap (statis) sebab tingkat kematian rendah dan tingkat kelahiran tidak
begitu tinggi. Piramida penduduk yang berbentuk sistem ini terdapat pada
negara-negara yang maju seperti Swedia, Belanda dan Skandinavia.
Diatas adalah salah satu contoh Piramida Penduduk Denmark pada tahun 2000. |
- 3. Piramida Penduduk Tua
Bentuk piramida penduduk ini menggambarkan adanya
penurunan tingkat kelahiran yang sangat pesat dan tingkat kematian kecil
sekali. Apabila angka kelahiran jenis kelamin pria besar, maka suatu Negara dapat
kekurangan penduduk. Negara yang bentuk piramida penduduknya seperti ini adalah
Jerman, Inggris, Belgia dan Perancis.
Bentuk
Piramida Penduduk Stasioner, Muda, dan Tua
Pengertian
Rasio Ketergantungan
Rasio Ketergantungan (Dependency
Ratio) adalah perbandingan antara jumlah penduduk berumur 0-14 tahun
ditambah dengan jumlah penduduk 65 tahun keatas dibandingkan dengan jumlah
penduduk usia 15-64 tahun.
Rasio ketergantungan dapat dilihat menurut usia
yakni Rasio Ketergantungan Muda dan Rasio Ketergantungan Tua.
- Rasio Ketergantungan Muda adalah
perbandingan jumlah penduduk umur 0-14 tahun dengan jumlah penduduk umur
15 – 64 tahun.
- Rasio Ketergantungan Tua adalah
perbandingan jumlah penduduk umur 65 tahun ke atas dengan jumlah penduduk
di usia 15-64 tahun.
Rasio ketergantungan (dependency ratio) dapat
digunakan sebagai indikator yang secara kasar dapat menunjukkan keadaan ekonomi
suatu negara apakah tergolong negara maju atau negara yang sedang berkembang.
Dependency ratio merupakan salah satu indikator demografi yang penting.
Semakin tingginya persentase dependency ratio menunjukkan semakin tingginya beban yang harus ditanggung penduduk yang produktif untuk membiayai hidup penduduk yang belum produktif dan tidak produktif lagi.
Sedangkan persentase dependency ratio yang semakin rendah menunjukkan semakin rendahnya beban yang ditanggung penduduk yang produktif untuk membiayai penduduk yang belum produktif dan tidak produktif lagi.
Dependency ratio merupakan salah satu indikator demografi yang penting.
Semakin tingginya persentase dependency ratio menunjukkan semakin tingginya beban yang harus ditanggung penduduk yang produktif untuk membiayai hidup penduduk yang belum produktif dan tidak produktif lagi.
Sedangkan persentase dependency ratio yang semakin rendah menunjukkan semakin rendahnya beban yang ditanggung penduduk yang produktif untuk membiayai penduduk yang belum produktif dan tidak produktif lagi.
Semakin tinggi usia muda dan usia tua, maka semakin
besar rasio ketergantungannya.
Maksudnya adalah untuk dapat menghasilkan barang atau jasa membutuhkan beban yang sangat tinggi sesuai permintaan.
Ukuran rasio ketergantungan adalah sebagai berikut :
Maksudnya adalah untuk dapat menghasilkan barang atau jasa membutuhkan beban yang sangat tinggi sesuai permintaan.
Ukuran rasio ketergantungan adalah sebagai berikut :
·
DR < 62,33% adalah baik.
·
DR > 62,33% adalah buruk.
Penggolongan umur produktif sangat berpengaruh
pada lapangan pekerjaan untuk dapat menghasilkan produktivitas.
Penggolongan menurut DW. Sleumar :
·
0-14
golongan belum produktif.
·
15-19
golongan kurang produktif penuh.
·
20-54
golongan produktif.
·
55-64
golongan tidak produktif penuh.
·
>65
golongan inproduktif.
Penggolongan menurut Sumbarg :
·
0-15
golongan belum produktif.
·
15-65
golongan produktif penuh.
·
>65
golongan produktif berkurang.
Penggolongan menurut Widjojo, Pullerd, dan John
Clark :
·
0-14
golongan belum produktif.
·
15-64
golongan produktif.
·
>65
golongan tidak produktif.
Kebudayaan
dan Kepribadian
Pertumbuhan
dan Perkembangan Kebudayaan di Indonesia
Kebudayaan suatu bangsa adalah cermin dari
kepribadian bangsa yang bersangkutan. Setiap masyarakat mempunyai sistem nilai
dan kaidah sebagai konkretisasi. Nilai dan kaidah berisikan harapan-harapan
masyarakat perihal perilaku yang pantas dari perilaku seseorang. Batas-batas
tersebut menjadi suatu aturan dalam pergaulan hidup.
Kepribadian bangsa Indonesia yang ramah, tamah, suka
menolong, memiliki sifat gotong-royong, artinya ciri umum dari sekian banyak
kepribadian suku-suku bangsa yang berada di Indonesia dan terpatri menjadi ciri
khas kepribadian bangsa Indonesia itu sendiri.
Kebudayaan
Hindu, Budha, dan Islam
1. Zaman Batu sampai Zaman Logam
Berdasarkan pendapat-pendapat para ahli prehistoris,
bahwa zaman batu terdapat menjadi :
- Zaman Batu Tua (Palaeolithikum)
- Zaman Batu Muda (Neolithikum)
perbedaan antara keduanya adalah pada zaman batu
muda kehidupan sudah menetap dan adanya revolusi alat-alat keperluan penunjang
kehidupan karena mereka telah mengenal dan memiliki kepandaian
mengecor/mencairkan logam dari bijih besi dan menuangkan ke dalam cetakan dan
mendinginkannya. Kepandaian yang dimiliki pada zaman batu muda itulah yang
menjadi awal mulanya zaman logam, yang jelas pada kenyataannya bahwa Indonesia
sebelum zaman Hindu telah mengenal kebudayaan yang tinggi derajatnya.
2. Kebudayaan
Hindu dan Budha
Pada abad ke-3 dan ke-4 agama Hindu masuk ke
Indonesia, perpaduan dan akulturasi antara kebudayaan setempat berlangsung
luwes dan mantap. Dan sekitar abad ke-5, agama/ajaran Budha masuk ke Indonesia.
Ajaran Budha dikatakan berpandangan lebih maju, karena tidak menghendaki adanya
kasta-kasta di masyarakat. Namun walau demikian, kedua agama itu tumbuh dan
berkembang berdampingan secara damai.
3. Kebudayaan
Islam
Pada abad ke-15 dan ke-16 agama Islam telah
dikembangkan di Indonesia oleh para pemuka-pemuka Islam yang disebut Wali
Songo. Masuknya Islam ke Indonesia, teristimewa ke Pulau Jawa berlangsung dalam
suasana damai, hal ini disebabkan tidak adanya paksaan dan adanya sikap
toleransi yang dimiliki bangsa kita. Agama Islam berkembang pesat di Indonesia
dan menjadi agama yang mendapat penganut dari sebagian besar penduduk
Indonesia.
Kebudayaan
Barat
Unsur kebudayaan yang juga memberi warna terhadap
corak lain dari kebudayaan dan kepribadian bangsa Indonesia adalah kebudayaan
Barat, yang berawal ketika kaum kolonialis/penjajah masuk ke Indonesia,
terutama Belanda. Mulai dari kekuasaan perusahaan dagang Belanda (VOC) dan
berlanjut dengan pemerintahan kolonialis Belanda, di kota-kota provinsi, kabupaten
muncul bangunan-bangunan bergaya arsitektur “Barat”.
Dalam kurun waktu itu juga, muncul dua lapisan
sosial, yaitu :
- Lapisan sosial yang terdiri dari kaum buruh
- Lapisan sosial dari kaum pegawai
Dalam lapisan sosial yang kedua inilah pendidikan
Barat di sekolah-sekolah dan kemahiran bahasa Belanda menjadi syarat utama
untuk mencapai kenaikan kelas sosial. Dan masih juga sebagai pengaruh
kebudayaan Eropa ke Indonesia adalah masuknya agama Katolik dan Kristen
Protestan, yang biasanya disiarkan dengan sengaja oleh organisasi-organisasi
agama (Missie untuk Katolik dan Zending untuk Kristen).Sudah menjadi watak dan
kepribadian Timur pada umumnya, bahwa dalam menerima setiap kebudayaan yang
datang dari luar, tidaklah mengabaikan kebudayaan yang telah dimiliki
sebelumnya, tetapi disesuaikanlah kebudayaan baru itu dengan yang lama.
Sehubungan dengan itulah, penjelasan Undang
Undang Dasar 1945 memberikan rumusan tentang kebudayaan bangsa Indonesia
adalah: “kebudayaan yang timbul sebagai buah usaha budi rakyat Indonesia
seluruhnya, termasuk kebudayaan lama dan asli yang terdapat sebagai
puncak-puncak kebudayaan di daerah-daerah di seluruh Indonesia. Lebih
lanjut, dalam penjelasan UUD 1945 itu juga ditunjukkan ke arah mana kebudayaan
itu diarahkan, yaitu menuju ke arah kemajuan adab, budaya, dan persatuan,
dengan tidak menolak bahan-bahan baru kebudayaan asing yang dapat
memperkembangkan kebudayaan bangsa Indonesia, serta mempertinggi derajat
kemanusiaan bangsa Indonesia.
Sumber :
0 komentar:
Posting Komentar